Jumat, Maret 14, 2008

hidup ibarat ujian sekolah

hidup itu ibarat soal ujian, bener ga??
menurut aku kehidupan manusia itu macam murid mengerjakan soal ujian dan guru yang membuat soal ya sama halnya Tuhan yang membuat takdir manusia.
misalnya jika kita harus menentukan pilihan dalam hidup entah itu hal kecil ataupun yg besar itu ibarat kita mengerjakan soal pilihan. Tuhan telah menentukan jawaban untuk kita, tinggal tergantung usaha kita untuk memilih sesuai dengan jawaban, jika salah menjawab Tuhan akan menilai nol atau bahkan minus... ya seperti kita berbuat dosa , karna kita memilih jawaban yg salah maka nilai kita dosa alias minus di mata Tuhan. sedangkan untuk menghadapi masalah - masalah yang terjadi di kehidupan kita ibarat kita mengerjakan soal esay matematika.. ga semua orang menyelesaikan masalah dengan cara yang sama, yah ibarat dalam mengerjakan soal jawaban benar tp caranya mengerjakannya berbeda-beda, dengan cara cepat ataupun dengan cara yang detail alias rumit tapi lebih jelas, tp ada juga yang salah dan ada juga yang tidak dikerjakan alias menyerah. ya tergantung bagaimana kita dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. klo dalam kehidupan ada orang yang dalam menghadapi masalah langsung di hadapi dengan emosi dan amarah, ada yang diam menghindar dari masalah, ada yang menghadapi dengan tenang, ada yang bertele-tele dalam menjawab, ada yang putus asa... dalam menghadapi ujian sekolah dengan ujian Tuhan itu hampir sama, hanya saja beda di hasil nilai akhir ujiannya saja..
jika hasil akhir ujian sekolah kosong maka nilai bisa dikatrol dengan hasil ulangan harian, dan kalau nilainya kurang dari standarisasi naik kelas maka akan tinggal kelas . sedangkan hasil akhir Tuhan jika nilainya 0(nol) alias menyerah maka nilainya akan dikurangi nilainya, tetapi Tuhan juga memberikan bonus atau tambahan nilai untuk ibadah kita bahkan ada diskon untuk dosa kita, dan Tuhan akan memberikan kita dispensasi ketika kita benar-benar bertobat dari kesalahan yang telah dilakukan.. tetapi Tuhan juga tidak memberikan dispensasi dosa untuk kesalahan tertentu.. untuk hasil akhir yang akan dicapai kenikmatan dunia yang serba indah,nyaman, tentram yaitu surga dan jika kita banyak dosa maka kita akan masuk kedalam sumur siksaan api neraka.
tapi pada dasarnya hidup klo ga ada cobaan alias lempeng-lempeng aja kata orang ibarat makan sayur tanpa garam alias hambar ga ada rasa ga ada cerita.
dan setau aku... aku lom pernah lihat orang yang hidup tanpa ujian, ya meskipun kecil cobaan hidupnya tapi kan tetep aja ada ujian... cuma lagi-lagi tergantung dari orang yang menerima cobaan itu, apakah mo dibikin berat ataupun mo dibikin ringan...
bicara hidup, ujian, mati manusia tak akan ada habisnya, karna sesungguhnya "Kita tak ‘kan pernah mendahului nasib!" begitulah yang aku ambil dari sebuah novel tetralogi. Tuhan telah menentukan Nasib, Jodoh, Hidup mati manusia. Manusia hanya bisa memohon dan berusaha agar bernasib baik tetap berada dijalan yg benar, agar mendapat jodoh yang tepat dan barokah untuk dirinya, dan agar hidup dengan penuh rahmat-Nya, dan mati dengan khusnul khotimah dan kelak di hari akhir slalu mendapat nikmat surga..

3 komentar:

Anonim mengatakan...

"hidup itu ibarat soal ujian, beber ga??"

Saya jawab pertanyaannya...
"Bener Bu" :D

AnggaElhajj mengatakan...

memang benar hidup itu ujian.tapi itu cuma sebagian kecil.pada dasarnya hidup itu sebuah rahmat dan kenikmatan.rumus hidup belajar+ujian=kenikmatan.contoh waktu masih disekolah dasar kita mati-matian belajar berhitung (+,-,/,x)dan untuk naik kelas kita ada ujian (kalau dulu disebut THB)tapi setelah itu kalau kita tlah sukses melewatinya kita akan mendapatkan "manisnya".sedangkan manis tersebut akan lebih panjang kita rasakan ketimbang belajar+ujiannya benar nda? rasanya kurang pas deh kalau hidup itu disebut ujian.


AnggaElhajj

AnggaElhajj mengatakan...

contoh lagi puasa yang wajib itu cuma 1 bulan. pi kalau kita lakukan dengan baik dan benar, salah satu nikmat yang berupa sehat insya allah akan kita dapat selama 1 th. sekali lagi saya katakan hidup itu cuma nikmat kalau kita mengembalikannya pada syariat. fungsikan kaki sebagai kaki atau tangan sebagai tangan sehingga kita mudah untuk melangkah maupun meraih,dan juga kita dapat merasakan manfaat yang telah diberikan oleh allah. jangan kaki menjadi tangan atau tangan menjadi kaki. sehingga kita selalu berputar-putar tanpa ada tujuan dan selalu berkeluh-kesah.


AnggaElhajj